JAKARTA — PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan pertambangan batubara yang merupakan bagian dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, mencatat kinerja positif pada kuartal I-2025. Perusahaan membukukan total penjualan batubara sebesar 10,28 juta ton atau meningkat 7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Kinerja ini berkontribusi pada perolehan pendapatan sebesar Rp9,96 triliun dan laba bersih Rp391,48 miliar.
Dalam laporan keuangan yang dirilis, Corporate Secretary PTBA, Nico Chandra, menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan batubara didorong oleh peningkatan ekspor maupun permintaan domestik. “Total penjualan pada kuartal I-2025 mencapai 10,28 juta ton atau tumbuh 7% secara tahunan,” ujarnya dalam siaran pers resmi.
Penjualan ekspor batubara tercatat sebesar 5,09 juta ton, tumbuh signifikan sebesar 34% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan domestik mencapai 5,19 juta ton.
Di tengah dinamika harga komoditas global, PTBA tetap mencatat pertumbuhan pada sejumlah indikator operasional. Volume angkutan batubara selama Januari hingga Maret 2025 mencapai 9,41 juta ton, naik 12% dibandingkan kuartal I-2024.
Tumbuh di Tengah Tantangan Pasar
Meski industri batubara menghadapi tantangan berat akibat pelemahan harga global, PTBA mampu mempertahankan stabilitas kinerja. Pada kuartal I-2025, rata-rata harga batubara acuan Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI-3) turun sebesar 12% secara tahunan, dari US$78,86 per ton menjadi US$69,37 per ton. Sementara itu, indeks harga batubara Newcastle mengalami koreksi lebih dalam, yaitu 17% secara tahunan dari US$125,76 menjadi US$104,56 per ton.
Selain itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga menambah beban operasional. Rata-rata harga BBM pada kuartal I-2025 mencapai Rp15.127 per liter, naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Konsumsi BBM pun ikut meningkat seiring dengan kenaikan volume produksi dan jarak angkut.
Meski demikian, perusahaan tetap mampu menjaga margin dan arus kas melalui strategi efisiensi yang diterapkan secara berkelanjutan. “Perusahaan juga berupaya menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” ujar Nico.
Aset dan EBITDA Meningkat
Dari sisi neraca keuangan, total aset PTBA per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp42,26 triliun, meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan posisi keuangan perusahaan yang semakin solid.
Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp1,05 triliun, mencerminkan ketahanan bisnis PTBA di tengah tantangan ekonomi global.
“Pencapaian ini tidak lepas dari perencanaan yang matang serta strategi perusahaan dalam mencermati perkembangan pasar dan mengantisipasi dinamika global,” tambah Nico.
Target Produksi dan Penjualan 2025
Menghadapi sisa tahun 2025, PTBA menetapkan target ambisius untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Perusahaan menargetkan produksi batubara sebanyak 50,05 juta ton, penjualan 50,09 juta ton, dan volume angkutan mencapai 43,25 juta ton.
Strategi ekspansi pasar tetap menjadi fokus utama, baik di dalam negeri maupun ekspor. PTBA terus mengembangkan infrastruktur logistik serta memperkuat jaringan distribusi untuk memenuhi permintaan pasar yang dinamis.
“PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik,” jelas Nico.
Proyeksi dan Harapan
Dengan kinerja kuat di awal tahun, PTBA optimistis dapat mempertahankan momentum positif sepanjang 2025. Perusahaan juga terus menyesuaikan strategi bisnisnya untuk merespons dinamika harga komoditas dan tantangan operasional lainnya.
Selain fokus pada profitabilitas, PTBA juga terus mendorong transformasi bisnis berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen terhadap energi bersih dan efisiensi operasional jangka panjang.