Peringkat Obligasi Wijaya Karya Meningkat, Tanda Pemulihan Finansial Setelah Restrukturisasi Utang

Jumat, 02 Mei 2025 | 10:42:58 WIB
Peringkat Obligasi Wijaya Karya Meningkat, Tanda Pemulihan Finansial Setelah Restrukturisasi Utang

JAKARTA  – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menaikkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) Tahap II/2022 Seri A dari sebelumnya idD menjadi idCCC. Kenaikan peringkat ini diumumkan setelah perusahaan berhasil memperoleh persetujuan dari pemegang obligasi untuk memperpanjang jatuh tempo obligasi senilai Rp593,9 miliar.

Menurut keterangan resmi Pefindo yang diterbitkan pada Jumat, 2 Mei 2025, keputusan pemeringkatan ini didasarkan pada keterbukaan informasi yang dikeluarkan WIKA pada tanggal 23 April 2025, di mana perusahaan berhasil menyelesaikan proses restrukturisasi utang dengan memperpanjang jatuh tempo obligasi yang sebelumnya jatuh tempo pada 18 Februari 2025 menjadi 18 Februari 2027.

Penyelesaian Restrukturisasi Utang WIKA

Langkah restrukturisasi ini memberikan angin segar bagi WIKA, yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran utang. Dengan perpanjangan jatuh tempo tersebut, WIKA berharap dapat mengelola arus kasnya lebih baik, sehingga dapat menghindari risiko gagal bayar di masa depan. "Kami mencatatkan progres signifikan dengan diperolehnya persetujuan dari pemegang obligasi. Ini menjadi langkah penting untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan dan menjaga keberlanjutan operasional WIKA," ujar Heru Pudyo Nugroho, Direktur Utama WIKA.

Namun, Pefindo juga menegaskan bahwa peringkat perusahaan saat ini masih dibatasi oleh sejumlah faktor, termasuk profil keuangan yang lemah, likuiditas yang terbatas, serta risiko ekspansi yang dihadapi oleh WIKA. Selain itu, lingkungan bisnis yang tidak stabil dan tantangan dalam penyelesaian kewajiban pembayaran sukuk yang sudah jatuh tempo juga menjadi perhatian bagi Pefindo dalam menilai kelangsungan finansial WIKA.

Peringkat Sukuk dan Obligasi Lainnya Tetap di Level idD dan idCCC

Pada saat yang sama, Pefindo mempertahankan peringkat obligasi dan sukuk lainnya dari WIKA di level yang lebih rendah. Peringkat Obligasi Berkelanjutan I, Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan II Seri B dan C, serta Obligasi Berkelanjutan III, tetap berada di level idCCC. Demikian pula, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap I serta Tahap II Seri B dan C dipertahankan di idCCC(sy).

Peringkat tersebut mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang masih rentan terhadap ketidakpastian pasar dan tantangan eksternal yang bergejolak. Meskipun WIKA memiliki posisi yang mapan di industri konstruksi nasional, pengelolaan risiko keuangan yang lebih baik menjadi kunci penting bagi perbaikan peringkat perusahaan di masa mendatang.

WIKA: BUMN Konstruksi yang Terus Berjuang di Tengah Tantangan

Didirikan pada tahun 1961, WIKA merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini beroperasi di berbagai segmen, termasuk investasi, real estate dan properti, infrastruktur dan gedung, energi dan industrial plant, serta industri. Dengan kepemilikan mayoritas oleh Pemerintah Indonesia sebesar 91,02%, WIKA tetap menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Namun, meskipun memiliki rekam jejak yang solid dalam industri konstruksi, WIKA menghadapi tantangan signifikan dalam hal manajemen utang dan likuiditas. Hal ini terlihat dari penurunan peringkat obligasi yang sempat tercatat pada level idD, yang mengindikasikan kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran pada waktu yang telah disepakati.

Risiko Ekspansi dan Lingkungan Bisnis yang Tidak Menentu

Pefindo juga menyoroti bahwa meskipun WIKA memiliki kekuatan di sektor konstruksi, ekspansi yang dilakukan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir membawa risiko tersendiri. Terutama, proyek-proyek besar yang membutuhkan investasi awal yang signifikan dapat membebani posisi keuangan WIKA. Ditambah lagi, ketidakstabilan ekonomi global dan perubahan kebijakan pemerintah terkait sektor konstruksi turut mempengaruhi proyeksi kinerja keuangan perusahaan.

"Perusahaan harus tetap fokus pada pengelolaan risiko, termasuk pengawasan ketat terhadap proyek-proyek ekspansi dan memperkuat likuiditas untuk menghindari potensi masalah serupa di masa depan," kata Pefindo dalam keterangan resminya.

Tantangan dan Harapan untuk WIKA ke Depan

Ke depan, WIKA akan terus menghadapi tantangan dalam memperbaiki kesehatan keuangan dan menstabilkan posisinya di pasar. Namun, langkah restrukturisasi utang yang telah dilakukan diharapkan menjadi awal dari pemulihan. Salah satu harapan utama adalah perusahaan dapat segera menyelesaikan kewajiban pembayaran pokok sukuk yang sudah jatuh tempo.

Pefindo juga menyatakan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan perusahaan dan siap untuk meninjau kembali peringkat WIKA apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban utangnya secara tepat waktu dan memperbaiki profil keuangannya.

WIKA, dengan dukungan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas, diharapkan dapat mempertahankan keberlanjutan operasional dan kembali pulih dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Dengan perbaikan yang berkelanjutan, diharapkan WIKA dapat kembali memperoleh kepercayaan pasar, sehingga peringkatnya pun dapat ditingkatkan ke level yang lebih baik di masa depan.

Pemeringkatan WIKA oleh Pefindo yang dinaikkan dari idD menjadi idCCC menunjukkan adanya perbaikan dalam kemampuan perusahaan untuk mengelola utang setelah restrukturisasi yang berhasil dilakukan. Meskipun peringkat ini masih mencerminkan tantangan berat yang dihadapi oleh WIKA, namun langkah-langkah yang telah diambil memberikan harapan untuk pemulihan finansial di masa depan.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB