JAKARTA – Transformasi besar-besaran yang dilakukan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melalui Holding BUMN Danareksa di Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar, Batam, telah membuahkan hasil signifikan. Kini, terminal tersebut telah terkoneksi dengan 20 pelabuhan internasional dan berhasil memangkas biaya logistik hingga 57 persen, menjadikannya pusat logistik yang semakin strategis dalam jaringan perdagangan global.
Transformasi ini merupakan bagian dari langkah Holding BUMN untuk meningkatkan daya saing nasional, sekaligus mendukung cita-cita pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritim dunia.
“Sejak dilakukan pembangunan infrastruktur pada tahun 2023, TPK Batu Ampar telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, antara lain peningkatan produktivitas 500%, efisiensi biaya logistik hingga 57%, dan terhubung dengan 20 pelabuhan internasional,” ujar Rizwan Rizal Abidin, Direktur Investasi 2 Holding BUMN Danareksa, dalam konferensi pers Jumat, 2 Mei 2025.
Transformasi Infrastruktur Dorong Kinerja Pelabuhan
Transformasi di TPK Batu Ampar dilakukan secara menyeluruh, mencakup peningkatan kapasitas dermaga, kedalaman alur pelayaran, hingga fasilitas penunjang seperti container yard. Hasilnya, terminal kini mampu melayani kapal-kapal berstandar internasional dan siap memainkan peran lebih besar dalam sistem logistik regional maupun global.
Langkah ini juga merupakan implementasi dari visi pembangunan nasional yang ditegaskan dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan sektor maritim sebagai pilar utama pembangunan ekonomi Indonesia.
“Kolaborasi dengan operator-operator besar dunia akan meningkatkan standar pelayanan dengan proses yang transparan dan kompetitif, sesuai prinsip tata kelola yang baik,” imbuh Rizwan.
Direct Call ke China Jadi Bukti Nyata Daya Saing
Kesuksesan TPK Batu Ampar dalam menggelar pelayaran langsung internasional atau direct call juga menjadi indikator peningkatan konektivitas pelabuhan tersebut. Setelah sukses dua kali melakukan pelayaran langsung pada 2024, TPK Batu Ampar kembali mencatat sejarah dengan melepas Kapal MV Ever Core rute Batam–China.
“Kami optimis Direct Call ketiga ini akan memperkokoh posisi Batam sebagai simpul utama dalam jaringan logistik internasional serta mengakselerasi status Batam untuk menjadi pusat transshipment port nasional,” jelas Rizwan.
Kehadiran direct call ini sangat penting karena dapat memangkas waktu pengiriman barang, mengurangi biaya distribusi, dan membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi pelaku usaha domestik.
Target Kapasitas 2,1 Juta TEUs pada 2028
Ke depannya, TPK Batu Ampar akan terus dikembangkan dalam beberapa fase pembangunan. Targetnya, pada 2028 terminal ini mampu menangani hingga 2,1 juta TEUs (twenty-foot equivalent units) per tahun. Ini termasuk pembangunan dermaga sepanjang 1.600 meter, pendalaman alur hingga 16 meter, serta penyediaan container yard seluas 31 hektare.
Dengan kapasitas dan infrastruktur yang terus diperluas, pelabuhan ini tidak hanya akan melayani kebutuhan ekspor-impor nasional, tetapi juga siap menjadi simpul logistik regional di kawasan Asia Tenggara.
Dampak Positif bagi Industri dan Tenaga Kerja
Dampak dari pengembangan ini tak hanya terbatas pada efisiensi logistik, tetapi juga menjalar ke sektor industri dan penciptaan lapangan kerja. TPK Batu Ampar diproyeksikan akan mendorong pertumbuhan kawasan industri di Tanjung Uncang dan Tanjung Pinggir, serta menciptakan efek berganda (multiplier effect) di berbagai sektor.
Tak hanya itu, Persero Batam juga tengah mengembangkan potensi air-cargo terminal yang akan menangani hingga 90 penerbangan per hari, serta fasilitas logistik untuk multipurpose cargo seperti baja dan kargo cair.
Transformasi ini merupakan bukti konkret dari sinergi antar lembaga dan BUMN untuk membangun logistik nasional yang efisien, modern, dan berdaya saing global.