JAKARTA - Ketegangan kembali memuncak di divisi kelas berat Ultimate Fighting Championship (UFC) setelah juara bertahan Jon Jones melontarkan pesan keras kepada Tom Aspinall, sang pemegang gelar sementara. Dalam unggahan media sosial yang memicu berbagai reaksi dari komunitas MMA, Jones secara gamblang menyampaikan rasa frustrasinya terhadap Aspinall yang mendesak pertarungan penyatuan gelar.
“Tutup mulut kamu dan lakukan apa yang diperintahkan,” tulis Jones, menanggapi pernyataan Aspinall yang merasa diabaikan.
Pernyataan tersebut menyulut perdebatan panjang di kalangan penggemar dan pengamat MMA. Banyak yang menilai bahwa Jones terlalu lama menghindari pertarungan dengan Aspinall, yang saat ini menduduki peringkat nomor satu dalam klasemen kelas berat global.
Aspinall: Terjebak Dalam Ketidakpastian
Tom Aspinall, petarung asal Inggris berusia 32 tahun, telah hampir satu tahun menunggu kepastian jadwal untuk pertarungan penyatuan gelar. Terakhir kali ia bertanding pada Juli 2024 dalam ajang UFC 304 di kampung halamannya, di mana ia mengalahkan Curtis Blaydes hanya dalam 60 detik. Kemenangan itu menjadi pembalasan atas satu-satunya kekalahannya di UFC, yang terjadi akibat cedera lutut dalam laga sebelumnya.
Dengan rekor 8-1 di UFC dan semua kemenangan diperoleh melalui knockout atau submission, Aspinall telah membuktikan kualitasnya sebagai salah satu petarung paling eksplosif di divisinya. Namun, hingga kini, belum ada kepastian dari pihak UFC ataupun dari Jon Jones mengenai jadwal pertarungan antara mereka.
“Saya sudah melakukan semua yang diminta. Saya menang, saya tampil dominan, tapi saya tetap merasa diabaikan,” ujar Aspinall dalam salah satu wawancara daringnya. Ia menambahkan bahwa ketidakpastian ini membuatnya merasa seperti "ditahan" dalam perjalanan kariernya.
Jon Jones: Petarung Legendaris dengan Masa Depan yang Kabur
Jon Jones, 37 tahun, adalah salah satu ikon terbesar dalam sejarah MMA. Ia memiliki rekor profesional 28-1, dengan satu-satunya kekalahan terjadi akibat diskualifikasi dalam laga melawan Matt Hamill. Selain itu, Jones juga memiliki satu hasil "no contest" dari pertarungan melawan Daniel Cormier karena gagal tes doping.
Sebelum pindah ke divisi kelas berat, Jones menorehkan sejarah luar biasa di divisi light heavyweight, termasuk 14 kemenangan dalam pertarungan perebutan gelar melawan nama-nama besar seperti Lyoto Machida, Rampage Jackson, dan Alexander Gustafsson.
Namun, sejak naik ke kelas berat dan meraih gelar pada 2023, karier Jones tampak stagnan. Ia belum kembali bertanding dan belum menandatangani kontrak untuk laga berikutnya, membuat divisi kelas berat dalam kondisi menggantung.
Frustrasi Fans dan Pengamat
Perlakuan Jones terhadap Aspinall mendapat kritik dari sejumlah penggemar dan pengamat olahraga. Banyak yang menyebut bahwa sang juara bertahan terlalu lama menunda-nunda dan terkesan menghindari pertarungan berisiko tinggi.
“Aspinall adalah tantangan nyata bagi Jones. Itulah sebabnya publik merasa kecewa, karena pertarungan ini tidak kunjung terjadi,” kata seorang pengamat MMA dalam forum diskusi daring.
Beberapa bahkan menyuarakan bahwa UFC seharusnya mempertimbangkan mencopot status juara dari Jones jika ia terus menghindar. Tidak sedikit pula yang menuduh Jones menggunakan taktik "delay" demi menjaga reputasinya dan menghindari risiko kehilangan sabuk juara.
Saling Sindir di Media Sosial
Ketegangan antara kedua petarung tidak hanya terjadi di oktagon, tetapi juga di dunia maya. Selain pernyataan kasarnya terhadap Aspinall, Jones juga sempat meremehkan lawan-lawan yang pernah dihadapi Aspinall.
“Aku cuma mengenali empat nama dari daftar lawanmu,” tulis Jones, menyindir bahwa Aspinall belum menghadapi kompetisi level tertinggi.
Di sisi lain, Aspinall merespons dengan tenang, mengatakan bahwa dirinya siap menghadapi siapa pun, termasuk Jon Jones. Ia menyatakan fokusnya saat ini adalah terus berkembang dan membuktikan diri bahwa ia adalah juara sejati.
Kondisi Divisi Kelas Berat: Menggantung
Situasi di divisi kelas berat UFC saat ini berada dalam kondisi tidak menentu. Dengan Jon Jones sebagai juara dunia dan Aspinall sebagai juara sementara, seharusnya pertarungan penyatuan gelar menjadi prioritas utama. Namun, absennya kepastian kontrak dan tanggal pertandingan membuat banyak pihak bingung mengenai arah divisi ini.
Para petarung lain di kelas berat juga mulai resah karena tidak adanya pergerakan berarti di papan atas. Sementara Jones belum memberikan sinyal untuk kembali bertanding dalam waktu dekat, Aspinall tetap menjalani kamp latihan dan menunggu kesempatan besar itu datang.
Menanti Kepastian: 2025 Jadi Tahun Penentu?
Banyak spekulasi bahwa pertarungan antara Jon Jones dan Tom Aspinall akan terjadi pada 2025. Namun, hingga kini belum ada pengumuman resmi mengenai hal tersebut. UFC pun masih merahasiakan rencana pastinya, meski tekanan publik semakin meningkat.
Kedua petarung kini berada di persimpangan jalan. Jon Jones harus membuktikan bahwa dirinya masih layak disebut sebagai yang terbaik, sementara Tom Aspinall ingin mewujudkan mimpinya menjadi juara sejati dan mengukir sejarah.
Jika pertarungan ini benar-benar terwujud, maka ini akan menjadi salah satu laga paling ditunggu dalam sejarah UFC modern sebuah pertarungan antara legenda dan pewaris tahta yang haus pembuktian.
Konflik antara Jon Jones dan Tom Aspinall mencerminkan dinamika dan drama yang kerap terjadi di dunia MMA. Dengan kedua petarung berada di puncak prestasi mereka, hanya waktu yang akan menjawab apakah pertarungan ini akan menjadi kenyataan atau sekadar menjadi cerita klasik yang tidak pernah terwujud.
Yang jelas, publik menuntut satu hal: ketegasan. Dunia MMA kini menunggu, dan waktu bagi Jon Jones untuk membuktikan bahwa sabuk yang dikenakannya bukan hanya simbol masa lalu tetapi juga masa depan.