JAKARTA – Di tengah kegelapan malam, saat mayoritas aktivitas kota mulai mereda, justru denyut kehidupan di sisi selatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta semakin menggeliat. Deru mesin-mesin konstruksi berpadu dengan cahaya lampu sorot menjadi saksi dari proyek vital yang tengah dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk atau PTPP proyek overlay atau pengaspalan ulang Runway Selatan Soetta.
Dengan nilai kontrak mencapai Rp519,2 miliar, proyek ini bukan sekadar pekerjaan infrastruktur biasa. Ini adalah bagian dari upaya besar untuk memastikan kelancaran lalu lintas udara nasional. Jalur pacu ini menjadi salah satu elemen krusial dalam operasional harian Bandara Soekarno-Hatta, bandara tersibuk di Indonesia yang melayani ratusan penerbangan setiap hari.
Tantangan dalam Waktu Kritis
Proyek overlay ini harus dikerjakan dalam kondisi yang sangat menantang. Pengaspalan dilakukan hanya pada malam hari, mulai pukul 22.00 hingga 06.00 pagi dikenal sebagai "critical 8 hours". Jika pengerjaan tak selesai tepat waktu, operasional bandara bisa terganggu dan berpotensi menimbulkan kerugian besar dari sisi penerbangan.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, mengungkapkan bahwa waktu yang sangat terbatas itu menuntut efisiensi ekstrem. “Pekerjaan dilakukan pada jam-jam kritis ketika aktivitas penerbangan berkurang. Kami tidak punya ruang untuk kesalahan atau keterlambatan,” ujarnya.
Inovasi Teknologi untuk Presisi Tinggi
Berbeda dengan pengaspalan jalan umum, runway bandara memerlukan tingkat presisi dan kualitas material yang jauh lebih tinggi. Ketebalan lapisan, kerataan permukaan, hingga daya tahan terhadap tekanan ekstrem pesawat menjadi fokus utama.
Untuk memenuhi standar tinggi ini, PTPP menerapkan teknologi Multi Machine Global Positioning System (MMGPS), sebuah sistem berbasis sensor dan satelit yang memungkinkan kontrol akurat terhadap ketebalan dan posisi lapisan aspal. Teknologi ini memberikan jaminan bahwa permukaan runway dibentuk sesuai dengan desain teknis yang telah ditentukan sebelumnya.
"Inovasi ini membuat hasil pekerjaan lebih presisi dan mempercepat proses pelaksanaan karena meminimalisir potensi kesalahan manual," kata Joko.
Kendala Cuaca dan Pengelolaan Material Mandiri
Selain faktor waktu, tantangan utama lainnya adalah cuaca. Hujan yang turun secara tiba-tiba dapat menghambat proses pengaspalan. Air di permukaan membuat aspal sulit menempel dan bisa menurunkan kualitas hasil akhir.
Namun, PTPP tak tinggal diam. Untuk memastikan mutu tetap terjaga meskipun menghadapi kondisi tak menentu, perusahaan memutuskan untuk mengelola sendiri material aspal yang digunakan dalam proyek ini. Langkah ini memungkinkan mereka mengontrol langsung kualitas dan waktu produksi, tanpa harus bergantung pada pihak ketiga.
“Untuk memastikan kualitas aspal dengan material yang memiliki spesifikasi tinggi, pihak proyek mengelola sendiri materialnya untuk mendapatkan aspal yang memiliki kualitas tinggi dan waktu produksi lebih cepat,” tambah Joko.
Spesifikasi Material Berstandar Tinggi
Aspal yang digunakan pada runway bandara berbeda dengan aspal jalan tol atau jalan nasional biasa. Material harus mampu menahan beban pesawat komersial berbobot puluhan ton, serta mampu bertahan dari perubahan suhu ekstrem dan tekanan berulang setiap hari.
PTPP tidak hanya memastikan spesifikasi teknisnya sesuai, tapi juga melakukan kontrol kualitas yang ketat di setiap tahap pengadaan dan produksi material. Ini mencakup pemilihan agregat terbaik, kadar aspal yang presisi, hingga proses pemanasan dan pencampuran yang mengikuti standar industri internasional.
Target Rampung Agustus 2025
Proyek pengaspalan ulang Runway Selatan Soetta ini ditargetkan rampung dalam waktu 730 hari kalender, dengan tenggat pada bulan Agustus 2025. Hingga saat ini, progres pengerjaan terus menunjukkan peningkatan positif, dengan pengerjaan utama telah memasuki fase lanjutan.
Optimisme PTPP dalam menyelesaikan proyek ini bukan tanpa dasar. Perusahaan ini telah memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam proyek serupa, seperti pembangunan Runway Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Runway Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), hingga Runway Bandara Sepinggan di Balikpapan.
“Kami percaya diri bisa menyelesaikan proyek ini tepat waktu. Tim kami sudah sangat berpengalaman dan dilengkapi dengan teknologi yang mendukung,” ujar Joko.
Mendukung Operasional Bandara yang Lebih Efisien
Keberhasilan proyek ini akan membawa dampak langsung pada operasional Bandara Soekarno-Hatta. Dengan runway yang lebih kokoh dan presisi, efisiensi jadwal penerbangan dapat meningkat, serta potensi gangguan teknis dapat diminimalisir.
Pengaspalan ulang ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas bandara tanpa harus membangun infrastruktur baru dari nol. Memperpanjang usia layanan fasilitas eksisting adalah salah satu langkah yang lebih hemat biaya namun tetap memberikan hasil optimal.
Komitmen pada Infrastruktur Nasional
PTPP kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai kontraktor nasional dalam proyek-proyek vital negara. Tidak hanya berorientasi pada penyelesaian proyek, tetapi juga pada keberlanjutan dan kualitas hasil kerja.
Dengan pengawasan ketat, penggunaan teknologi modern, serta pengelolaan risiko yang cermat, proyek Overlay Runway Selatan Bandara Soekarno-Hatta ini diharapkan menjadi contoh implementasi konstruksi berstandar tinggi di sektor penerbangan nasional.