Manchester United

Kebijakan Jim Ratcliffe di Manchester United Tuai Kritik Tajam

Kebijakan Jim Ratcliffe di Manchester United Tuai Kritik Tajam
Kebijakan Jim Ratcliffe di Manchester United Tuai Kritik Tajam

JAKARTA - Kritik pedas kembali menghantam kubu Manchester United, kali ini datang dari David Murray, mantan pemilik klub sepak bola Skotlandia, Glasgow Rangers, yang pernah hampir membeli separuh saham klub Setan Merah pada 1989. Dalam wawancara eksklusif dengan Mail Sport, Murray mengecam keputusan-keputusan terkini yang diambil oleh manajemen klub di bawah kendali Sir Jim Ratcliffe, menyebutnya sebagai “shoot your head stuff”, atau secara bebas diterjemahkan sebagai keputusan yang sama sekali tidak masuk akal.

Murray menyoroti adanya disfungsi struktural dalam organisasi Manchester United, yang menurutnya semakin terlihat di bawah kepemimpinan investor anyar dan miliarder asal Inggris tersebut. Meskipun Ratcliffe resmi mengambil alih 25 persen saham klub dan kini terlibat aktif dalam keputusan sepak bola, sejumlah kebijakan yang diambil justru menuai tanda tanya besar dari banyak kalangan, termasuk para mantan pemilik dan pengamat industri sepak bola.

"Apa yang terjadi di Manchester United sekarang adalah bentuk disfungsi yang sangat serius. Saya katakan ini sebagai seseorang yang hampir menjadi bagian dari sejarah mereka," ujar David Murray.

Warisan Panjang dan Ambisi Gagal David Murray

Pada akhir 1980-an, David Murray nyaris mengambil alih sebagian besar kepemilikan Manchester United sebelum akhirnya tawarannya gagal karena alasan politik internal klub dan penolakan sejumlah pemegang saham minoritas. Kendati demikian, ia mengaku tetap mengikuti perkembangan klub hingga kini dan merasa prihatin dengan arah baru yang diambil klub dalam beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, pembelian saham oleh Sir Jim Ratcliffe dan keterlibatannya dalam urusan operasional tidak otomatis menjamin kebangkitan United. Justru, Murray menilai bahwa pendekatan yang diambil saat ini sangat tidak konsisten dan membingungkan publik.

"Jika Anda ingin membangun ulang kejayaan, Anda harus mulai dari struktur dan identitas. Saat ini, mereka malah tampak kehilangan arah," ujar Murray.

Kritik terhadap Kebijakan Transfer dan Struktur Manajerial

Salah satu titik kritis yang disorot Murray adalah kebijakan rekrutmen pemain dan peran manajerial ganda yang kini berada di bawah bayang-bayang Ratcliffe dan INEOS, grup milik sang taipan. Sejumlah keputusan transfer yang tidak efektif serta pergantian posisi strategis di level direksi justru memperlihatkan kurangnya perencanaan jangka panjang.

United diketahui tengah dalam proses restrukturisasi besar-besaran, termasuk menunjuk beberapa nama baru di jajaran eksekutif seperti Jason Wilcox dan Dan Ashworth. Namun menurut Murray, banyak keputusan yang justru terkesan tergesa-gesa dan tidak melalui proses evaluasi menyeluruh.

"Menunjuk orang baru tanpa kejelasan visi bukanlah solusi. Manchester United butuh stabilitas, bukan eksperimentasi manajerial," tegasnya.

Kegagalan di Lapangan dan Reputasi Klub yang Memudar

Selain aspek manajerial, David Murray juga menyoroti penurunan performa United di atas lapangan. Musim 2024/2025 menjadi salah satu musim terburuk dalam sejarah Premier League bagi Setan Merah, dengan pencapaian yang jauh dari harapan penggemar dan stakeholder.

Klub bahkan sempat terlempar dari posisi empat besar dan gagal menunjukkan konsistensi di kompetisi domestik maupun Eropa. Hal ini, menurut Murray, mencerminkan bahwa masalah di tubuh klub bukan sekadar teknis, melainkan sudah merambah ke arah budaya organisasi.

"Manchester United seperti kehilangan jati dirinya. Dulu mereka adalah simbol dominasi dan konsistensi, sekarang lebih sering jadi bahan olok-olok," kata Murray.

Reaksi Fans dan Tekanan Publik yang Kian Meningkat

Kritik David Murray menambah panjang daftar suara yang meragukan arah baru Manchester United. Di media sosial, tagar seperti #GlazersOut dan #RatcliffeReset mulai menggema lagi, menandakan ketidakpuasan para pendukung setia klub terhadap performa dan kepemimpinan baru.

Banyak fans merasa bahwa meskipun terjadi pergantian struktur pemegang saham, perbaikan nyata di dalam klub belum terlihat. Justru, kondisi klub dinilai stagnan, bahkan memburuk dalam beberapa aspek.

"Kami ingin perubahan nyata, bukan sekadar rebranding struktur direksi. Hasil di lapangan adalah yang utama," tulis akun fanbase @UtdFaithful di platform X.

Tanggapan dari Pihak Klub dan Sir Jim Ratcliffe

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Manchester United maupun dari pihak Sir Jim Ratcliffe mengenai kritik yang disampaikan David Murray. Namun dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Ratcliffe menegaskan komitmennya untuk membangun kembali kejayaan klub melalui investasi jangka panjang dan perubahan kultur di internal klub.

"Kami tidak mencari hasil instan. Ini adalah proses panjang untuk membawa Manchester United kembali ke tempat yang semestinya," ujar Ratcliffe dalam wawancara.

Seruan untuk Refleksi Mendalam di Old Trafford

Pernyataan tegas dari David Murray menambah tekanan bagi manajemen baru Manchester United untuk segera menunjukkan arah dan hasil yang konkret. Dengan kondisi klub yang belum stabil, kritik dari figur senior seperti Murray bisa menjadi cambuk penting untuk menghindari stagnasi lebih jauh.

Para penggemar berharap bahwa manajemen United bisa membuka diri terhadap masukan dan melakukan evaluasi menyeluruh atas kebijakan yang sudah dan akan diterapkan. Di tengah persaingan ketat Premier League dan tantangan di kancah Eropa, hanya kepemimpinan visioner dan konsistensi yang bisa membawa Setan Merah kembali berjaya.

Kini, semua mata tertuju ke Old Trafford. Apakah mereka akan menjawab kritik ini dengan tindakan nyata, atau kembali terjebak dalam siklus disfungsi yang sudah berlangsung terlalu lama?

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index