JAKARTA — Di usia yang masih sangat muda, baru 13 tahun dan masih duduk di kelas 1 SMP, Revania Bella Pratiwi sudah menunjukkan kemampuan bisnis yang luar biasa. Gadis asal Jalan Semeru Gang II, Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini sudah berani terjun menjadi pebisnis cilik dengan usaha kerajinan tangan yang digelutinya.
Ruang tamu rumahnya sebagian besar berubah fungsi menjadi area bisnis. Berderet etalase berisi aneka kebutuhan rumah tangga yang dijualnya, dari air minum kemasan hingga berbagai bahan kerajinan tangan. Reva sapaan akrabnya memanfaatkan ruang itu sebagai workshop membuat gelang, cincin, gantungan kunci, hingga tali gantungan ponsel, semuanya berbahan dasar manik-manik.
“Bentuknya sesuai permintaan. Biasanya dari teman-teman atau dari kenalan yang pesan,” kata Reva sembari menunjukkan berbagai aksesori buatannya dengan tangan yang cekatan.
Pebisnis Cilik dengan Semangat Mandiri
Revania baru saja tercatat sebagai siswa baru di SMP Negeri 4 Kota Kediri. Kemampuan bisnisnya bahkan sudah terekspose sejak proses pendaftaran, ketika ia menawarkan jasa pembuatan buket kepada guru-guru di sekolah barunya.
“Waktu itu kan musim kelulusan. Pak Arief, guru saya di SMPN 4 Kota Kediri, sedang mencari buket untuk siswa yang lulus. Akhirnya saya dapat pesanan sebanyak 40 buket,” ungkap Reva.
Pesanan sebanyak itu menjadi tantangan tersendiri bagi Reva yang belum pernah menangani order sebesar itu. Ia bahkan harus begadang demi menyelesaikan pesanan tepat waktu. “Tantangannya cukup berat, tapi saya bisa menyelesaikannya,” tambahnya.
Peran Guru dan Pendidikan dalam Membentuk Jiwa Wirausaha
Menurut Arief Nurdhiana, guru Reva di SMPN 4 Kota Kediri, kerajinan tangan yang dibuat Reva merupakan hasil akumulasi belajar seni rupa yang ia tekuni sejak kelas 4 SD. Selain itu, dukungan guru-guru juga berperan penting dalam membentuk jiwa seni sekaligus kewirausahaan Reva.
“Reva telah menemukan kegiatan rekreatif melalui hobinya. Kerajinan tangan yang dibuatnya sejak kelas 4 adalah hasil pembelajaran seni rupa yang ia nikmati sejak kecil,” ujar Arief.
Lebih jauh, Arief menambahkan, “Hebatnya lagi, dia mendapatkan modal kegiatannya dari PIP (Program Indonesia Pintar) yang rutin diterimanya. Bangsa kita perlu generasi mandiri sebanyak-banyaknya seperti Reva.”
Memulai Bisnis dari Hobi dan Modal Kecil
Reva memulai bisnis kecil-kecilan sejak kelas 1 SD dengan berjualan stiker. Dengan modal awal Rp50 ribu yang diberikan ibunya untuk membeli stiker secara online, Reva mulai belajar bisnis. Keuntungan yang didapat akhirnya dipakai untuk membeli stok baru.
“Dari kelas 1 sudah jualan stiker. Modal awal dari mama Rp 50 ribu. Dari situ saya belajar bagaimana berbisnis,” kenang Reva.
Bisnis kerajinan tangan dan buket mulai dia geluti ketika kelas 4 SD, belajar secara otodidak melalui media sosial seperti TikTok. Dari sebuah kotak kecil berisi aksesori manik-manik, Reva menunjukkan sebuah cincin motif bunga berwarna biru dan putih, hasil karya pertamanya yang menurutnya masih jauh dari sempurna, tapi sangat berkesan.
“Awalnya bikin buket cuma pakai kertas kado dari toko sebelah, lalu pelan-pelan bisa beli bahan-bahan yang lebih bagus,” jelas Reva.
Variasi Produk dan Penghasilan dari Kerajinan
Buket yang dibuat Reva beragam, mulai dari buket jajan, uang, bunga imitasi, hingga buket bumbu dapur sesuai pesanan klien. Momentum seperti kenaikan sekolah dan hari ibu menjadi waktu dengan permintaan tertinggi.
“Pernah dalam sebulan saya bisa dapat Rp 300 ribu dari jualan buket,” katanya.
Reva mengaku sering begadang saat banyak pesanan karena harus menyelesaikannya setelah pulang sekolah dan bimbingan belajar. Dalam kondisi sibuk, ia mendapat bantuan dari ibu dan tante untuk menyelesaikan orderan.
Dukungan Keluarga sebagai Pondasi Kesuksesan
Putri pasangan Nok Winarni dan Antonius Dwi Prawioko ini mendapat dukungan besar dari keluarga. Ayahnya bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perguruan tinggi di Kediri, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga yang juga berjualan kebutuhan rumah tangga seperti gas elpiji, air galon, dan jajanan ringan seperti basreng, cireng, dan risol.
“Sepertinya hobi jualan juga saya dapat dari mama, karena dari kecil mama juga sudah terbiasa jualan,” ujar Reva dengan senyum cerah memperlihatkan lesung pipinya.
Pebisnis Sambilan yang Tetap Fokus Sekolah
Meski begitu, Reva menegaskan bahwa bisnis yang ia jalani hanya sebagai sambilan. Fokus utama tetap menjadi pelajar. Namun lewat bisnisnya itu, ia sudah mampu membeli sendiri kebutuhan pribadi seperti baju dan buku dengan hasil tabungannya.
“Sekarang kalau mau beli baju atau buku, saya bisa beli sendiri dari hasil jualan,” ujar gadis penuh semangat itu.
Inspirasi untuk Generasi Muda Mandiri
Kisah Revania Bella Pratiwi menjadi contoh nyata bahwa usia muda bukan halangan untuk mulai berwirausaha. Dengan dorongan pendidikan, dukungan keluarga, dan kreativitas, Reva mampu mengubah hobi menjadi peluang bisnis yang memberikan manfaat ekonomi nyata.
Kemandirian yang ditunjukkan oleh pebisnis cilik ini sejalan dengan semangat Program Indonesia Pintar yang membekali pelajar dengan modal untuk berkegiatan positif dan produktif.
Reva membuktikan, dengan tekad dan kerja keras, generasi muda Indonesia mampu mengukir prestasi dan mandiri secara ekonomi sejak dini.