Industri

Semen Indonesia Jadi Contoh Terbaik Industri Hijau Nasional

Semen Indonesia Jadi Contoh Terbaik Industri Hijau Nasional
Semen Indonesia Jadi Contoh Terbaik Industri Hijau Nasional

JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali menegaskan komitmen dan konsistensinya dalam menjalankan bisnis secara berkelanjutan dengan menyelaraskan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Langkah ini diwujudkan melalui penerapan standar industri hijau yang diterapkan oleh anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

Praktik terbaik yang dijalankan SIG mendapat apresiasi tinggi dari Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, saat kunjungan kerja ke pabrik SIG di Narogong, Bogor, Jawa Barat. Faisol menilai SIG bukan hanya sebagai pionir di industri semen, tapi juga menjadi contoh yang bisa diikuti oleh sektor industri nasional secara luas.

Apresiasi Wakil Menteri Perindustrian atas SIG

“SIG Group telah menjadi contoh bagaimana kinerja industri harus comply dengan standar industri hijau. Kami memahami bahwa seluruh perusahaan di subsektor semen memiliki komitmen tinggi dan sudah menjadi contoh praktik bisnis terbaik untuk industri lain. Kami berharap apa yang sudah dilakukan industri semen bisa diikuti oleh industri dan asosiasi di subsektor lain,” kata Faisol.

Ia menambahkan, berdasarkan Undang-Undang tentang Perindustrian, penerapan industri hijau berlandaskan tiga pilar utama, yaitu efisiensi dan efektivitas sumber daya, perlindungan lingkungan, serta manfaat sosial. “Industri hijau tidak hanya mendukung pencapaian target lingkungan, tapi juga sejalan dengan ekonomi hijau yang rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif secara sosial,” ujar Faisol.

Industri Semen dan Peran Penting dalam Infrastruktur Nasional

Industri semen memiliki peran strategis dalam pembangunan infrastruktur nasional. Sebagai market leader, SIG berperan besar dalam menyediakan bahan bangunan berkualitas sekaligus menjalankan praktik berkelanjutan.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo, menegaskan pentingnya akselerasi industri hijau di sektor semen. Selain mendukung upaya dekarbonisasi dalam negeri, penerapan standar industri hijau juga penting untuk menghadapi kebijakan pembatasan emisi karbon, baik dari pemerintah maupun negara tujuan ekspor.

Transformasi SIG Menuju Industri Hijau dan Industri 4.0

Direktur Utama SIG, Indrieffouny Indra, menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Perindustrian dalam perjalanan transformasi SIG menjadi perusahaan yang menerapkan prinsip industri hijau dan Industri 4.0.

“Sebagai pemimpin pasar semen nasional, kami memiliki visi menjadi penyedia solusi bahan bangunan terbesar di Indonesia dengan orientasi pelanggan, praktik bisnis berkelanjutan, penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, serta pengembangan sumber daya manusia,” kata Indrieffouny.

Ia menjelaskan bahwa semangat keberlanjutan SIG didasari kesadaran bahwa pembangunan harus berjalan seiring dengan kebutuhan manusia saat ini dan masa depan. SIG berupaya memetakan tantangan dan peluang agar tetap fit for the future melalui berbagai inisiatif seperti dekarbonisasi, inovasi solusi bahan bangunan, ekonomi sirkular, konservasi air dan alam, serta pemberdayaan komunitas.

Pilar Keberlanjutan SIG: Inovasi, Lingkungan, dan Nilai Sosial

“Komitmen keberlanjutan kami diperkuat melalui strategi yang mencakup penciptaan solusi inovatif dan modern, perlindungan lingkungan, serta penciptaan nilai bagi karyawan dan masyarakat. Ketiga pilar tersebut diwujudkan dengan tata kelola yang baik serta menjunjung tinggi kepatuhan hukum, etika, dan integritas,” ujar Indrieffouny.

SIG kini mengelola merek semen terkemuka seperti Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Thang Long, Semen Baturaja, dan Semen Merdeka. Produk-produknya telah berhasil mengurangi emisi karbon hingga 38 persen dibandingkan proses produksi konvensional, baik untuk semen kantong, semen curah, maupun beton siap pakai.

Inovasi Pengelolaan Limbah Ramah Lingkungan

SIG juga mengembangkan lini bisnis pengelolaan limbah ramah lingkungan bernama Nathabumi, yang memiliki fasilitas pengelolaan limbah terbesar di Asia Tenggara. Melalui Nathabumi, SIG memelopori penerapan teknologi refuse-derived fuel (RDF) pertama di Indonesia yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah.

SIG juga mengintegrasikan masyarakat dalam rantai pasok dengan menyediakan suplai biomassa serta pengelolaan dan pemanfaatan RDF, sehingga tercipta nilai ekonomi sekaligus menjaga lingkungan sekitar.

Penghargaan Atas Komitmen Industri Hijau

Berbagai upaya SIG dalam menjalankan industri hijau telah membuahkan hasil dengan raihan sejumlah penghargaan bergengsi, seperti tiga penghargaan PROPER Emas, lima PROPER Hijau, dan Green Leadership dari Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu, SIG juga mendapat penghargaan Industri Hijau, National Lighthouse Industry 4.0, serta INDI 4.0 dari Kementerian Perindustrian.

Indrieffouny menegaskan, “Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan industri hijau di Indonesia.”

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index