JAKARTA - Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tengah mengalami penurunan dalam sesi perdagangan awal pekan ini. Namun, di balik tekanan harga yang terjadi, ada peluang besar bagi saham BBNI untuk naik kembali dan memberikan keuntungan bagi investor. Analisis valuasi serta rekomendasi para analis menunjukkan bahwa saham ini sedang berada dalam posisi diskon dan layak dibeli.
Penurunan Harga Saham BBNI di Sesi I Perdagangan
Pada Senin, 30 Juni 2025, harga saham BBNI tercatat turun tipis di sesi pertama perdagangan. Pada pukul 10.13 WIB, harga saham BBNI berada di level Rp 4.100, turun 0,49% dari harga sebelumnya. Penurunan ini menjadi bagian dari tren penurunan harga saham BBNI dalam sebulan terakhir, yang mencapai 8,69%.
Penurunan harga saham yang cukup signifikan ini memang memberikan sinyal kehati-hatian bagi para pelaku pasar. Namun, di saat yang sama, penurunan harga tersebut juga membuka kesempatan untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah, atau yang biasa disebut dengan “diskon”.
Valuasi Saham BBNI yang Menarik dan Diskon
Melihat rasio valuasi, saham BBNI saat ini berada dalam posisi yang relatif murah. Berdasarkan data dari RTI, rasio price to book value (PBV) saham BBNI tercatat sebesar 0,91 kali. Artinya, harga saham saat ini berada di bawah nilai buku perusahaan, yang menunjukkan bahwa pasar memberikan penilaian lebih rendah dibandingkan dengan aset bersih BBNI.
Selain itu, price earning ratio (PER) BBNI juga terbilang rendah, yaitu sekitar 7,11 kali secara annualized. PER yang rendah biasanya mengindikasikan bahwa saham tersebut dihargai murah relatif terhadap laba yang dihasilkan perusahaan. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak analis melihat saham BBNI sebagai saham yang layak untuk dibeli dalam jangka menengah hingga panjang.
Investor Asing Masih Percaya dan Melakukan Pembelian
Meski harga saham BBNI mengalami tekanan, fakta menarik yang perlu dicermati adalah bahwa investor asing masih menunjukkan kepercayaan terhadap saham ini. Dalam periode satu bulan terakhir hingga 26 Juni 2025, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 167 miliar. Ini menunjukkan bahwa para investor asing masih melihat prospek positif dari kinerja BBNI dan yakin saham ini akan menguat di masa mendatang.
Kehadiran investor asing yang melakukan pembelian bersih ini biasanya juga menjadi salah satu indikator sentimen positif pasar terhadap suatu saham. Hal tersebut bisa menjadi sinyal bahwa tekanan harga saat ini mungkin hanya sementara dan berpotensi segera berbalik arah.
Rekomendasi Mandiri Sekuritas: “Buy” dengan Target Harga Rp 5.500
Dalam laporan Investor Digest yang dirilis pada 30 Juni 2025, Mandiri Sekuritas merekomendasikan pembelian saham BBNI. Mereka menetapkan target harga optimistis sebesar Rp 5.500 per saham, yang artinya terdapat potensi kenaikan sekitar 34% dari harga saat ini.
Mandiri Sekuritas menilai bahwa meskipun terdapat beberapa tekanan dalam kinerja keuangan BBNI, fundamental perusahaan tetap solid dan memiliki prospek pemulihan yang baik dalam beberapa bulan ke depan. Rekomendasi “buy” ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap laporan keuangan dan kondisi pasar.
Kinerja Laba BBNI dan Faktor Penyebab Penurunan
Mandiri Sekuritas juga mengungkapkan fakta bahwa laba Bank Negara Indonesia pada periode lima bulan pertama tahun 2025 (5M25) mengalami penurunan 1% year-on-year (yoy). Penurunan ini merupakan yang pertama setelah selama 14 bulan berturut-turut BBNI mencatatkan pertumbuhan laba positif.
Lemahnya kinerja laba ini didorong oleh terbatasnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan nonbunga. Salah satu penyebabnya adalah periode liburan panjang yang membatasi pemulihan kas dan layanan berbasis biaya grosir lainnya. Hal ini tentu menjadi faktor sementara yang mempengaruhi kinerja keuangan BBNI dalam jangka pendek.
Faktor Kunci Pemulihan di Paruh Kedua Tahun 2025
Melihat prospek ke depan, Mandiri Sekuritas memprediksi bahwa pemulihan return on equity (ROE) BBNI akan mulai terlihat pada paruh kedua tahun 2025 (2H25). Faktor utama yang menjadi penopang pemulihan tersebut adalah kapitalisasi belanja fiskal dan percepatan investasi langsung yang diperkirakan akan meningkat pada semester kedua.
Peningkatan belanja fiskal dan investasi tersebut akan memberikan dorongan pada pendapatan BBNI, terutama dari segi pendapatan bunga dan layanan keuangan lainnya. Dengan demikian, perusahaan diperkirakan mampu memperbaiki kinerja laba dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Peluang Emas Saham BBNI di Harga Diskon
Meskipun harga saham BBNI mengalami tekanan dan laba sempat turun tipis pada awal tahun ini, indikator valuasi yang murah dan kepercayaan investor asing menjadi alasan kuat untuk tetap optimistis. Dengan rasio PBV di bawah 1 dan PER yang rendah, serta rekomendasi “buy” dari Mandiri Sekuritas dengan target harga Rp 5.500, saham BBNI menawarkan peluang investasi menarik bagi para investor yang siap memanfaatkan harga diskon saat ini.
Kuncinya adalah menantikan pemulihan di paruh kedua tahun ini yang didorong oleh stimulus fiskal dan investasi, yang diyakini akan kembali mengerek kinerja BBNI ke jalur pertumbuhan. Jadi, bagi Anda yang ingin menambah portofolio saham bank BUMN, saham BBNI layak dipertimbangkan sebagai pilihan dengan potensi keuntungan yang menjanjikan.