INSPIRATIF

Inspiratif Kisah Kepala Desa Bertato Bangun Ekonomi Desa Jadi Contoh

Inspiratif Kisah Kepala Desa Bertato Bangun Ekonomi Desa Jadi Contoh
Inspiratif Kisah Kepala Desa Bertato Bangun Ekonomi Desa Jadi Contoh

JAKARTA - Yuni Nugroho, yang lebih dikenal dengan nama "Hoho" Alkaf, kepala Desa Purwasaba di Kabupaten Banjarnegara, menarik perhatian banyak orang bukan hanya karena penampilannya yang nyentrik dan bertato di sekujur tubuhnya, tetapi juga karena visi kepemimpinannya yang luar biasa. Di balik tato dan gaya hidup yang berbeda, Hoho mampu mengubah wajah desanya dengan pemanfaatan dana desa secara efektif dan produktif.

Keberhasilan ini bahkan sampai mendapat pujian dari sosok berpengaruh, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Kepemimpinan Hoho membuktikan bahwa penampilan fisik tidak menjadi ukuran kualitas seorang pemimpin desa.

Puji Gubernur Dedi Mulyadi atas Kepemimpinan Hoho

Dalam kunjungannya ke Desa Purwasaba, Dedi Mulyadi tak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap Hoho. Melalui sebuah video TikTok yang viral, Dedi memberikan pujian yang tulus dan mengapresiasi kerja keras Hoho.

"Saya ini habis dari Purwokerto, Banyumas, sekarang ke sini, ke Purwasaba. Kades ini bukan cuma tampilannya yang bertato dan nyentrik, tapi kepemimpinannya juga keren," ujar Dedi Mulyadi.

Dedi bahkan menegaskan bahwa desa seperti Purwasaba yang dikelola dengan baik layak mendapat dana desa hingga Rp5 miliar per tahun. Hubungan keduanya sudah terjalin lama, terbukti saat Dedi masih menjadi anggota DPR RI, ia pernah membeli 120 ekor sapi dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Purwasaba sebagai bentuk dukungan.

Dana Desa Disulap Jadi Mesin Ekonomi Produktif

Dibawah kepemimpinan Hoho, dana desa tidak sekadar dibelanjakan, melainkan diubah menjadi berbagai unit usaha produktif. Melalui BUMDes, beberapa usaha berhasil dikembangkan, seperti sawah produktif, pembudidayaan ikan, dan peternakan ayam petelur.

Peternakan ayam petelur menjadi salah satu usaha unggulan dengan jumlah 7.000 ekor ayam yang mampu menghasilkan 420 kilogram telur setiap hari. Selain menghasilkan keuntungan yang nyata bagi desa, usaha ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

Rahasia Kesuksesan: Manajemen Modern dan Pendekatan Profesional

Latar belakang Hoho sebagai pengusaha sebelum menjabat kepala desa menjadi kunci utama keberhasilannya. Ia menerapkan prinsip manajemen modern dalam mengelola BUMDes, mulai dari perencanaan matang, pelatihan sumber daya manusia lokal, hingga pengembangan pasar yang berkelanjutan.

“Kita serius kelola, ada perencanaan, ada SDM lokal yang dilatih, dan pasar kita bangun,” ujar Hoho. Dengan target omzet mencapai Rp2 miliar pada akhir 2025, Purwasaba menjadi contoh nyata bagaimana dana desa bisa dimanfaatkan secara profesional dan efektif.

Inspirasi Kepemimpinan untuk Desa-Desa Lain di Indonesia

Kisah Hoho Alkaf dan keberhasilan Desa Purwasaba adalah bukti bahwa penampilan fisik tidak menentukan kualitas seorang pemimpin. Visi, kerja keras, dan manajemen profesional mampu mengubah potensi desa menjadi kekuatan ekonomi yang membanggakan.

Semangat dan inovasi yang ditunjukkan Hoho menjadi inspirasi penting bagi para kepala desa dan pemimpin lokal di seluruh Indonesia agar lebih kreatif dan produktif dalam mengelola dana desa demi kemajuan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index