JAKARTA - Gregory Rodrigues, petarung kelas menengah UFC, kembali menjadi sorotan setelah penampilannya di UFC 317 yang menuai kritik karena dianggap berlebihan dan bar-bar saat menghadapi Jack Hermansson. Rodrigues berhasil menjatuhkan Hermansson dengan hook kiri keras dan melanjutkan serangan sebelum wasit menghentikan laga.
Aksi Rodrigues yang menghantam Hermansson saat lawannya sudah tak berdaya di atas kanvas tersebut dipandang oleh sebagian netizen sebagai sesuatu yang berlebihan dan melanggar sportivitas. Namun, Rodrigues sendiri tidak memperdulikan kritik yang muncul.
"Saya tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang-orang," tegas Rodrigues dalam konferensi pers pasca laga UFC 317. Ia menegaskan bahwa ketika bertarung di dalam arena, aturan yang berlaku sudah disepakati, dan dirinya menjalankan tugasnya.
Penjelasan Rodrigues Mengenai Aksinya
Rodrigues memberikan perspektif berbeda terkait kontroversi tersebut. Ia menegaskan bahwa dalam pertarungan, ketika wasit belum menghentikan laga, ia akan terus menyerang.
"Saat Anda masuk ke dalam arena, kami menandatangani kontrak, kami dapat melakukan segalanya. Jika berada di sisi lain, dan dia melakukan hal yang sama, mengapa saya harus marah padanya? Dia melakukan pekerjaannya," ujar Rodrigues.
Ia juga menyampaikan harapannya agar Hermansson baik-baik saja. "Dia adalah seorang pejuang sepertiku," tambahnya. Rodrigues menegaskan bahwa dia tidak akan berhenti sebelum wasit menginstruksikan demikian.
"Itulah yang saya lakukan. Itulah yang dia lakukan. Memang begitulah adanya. Itu adalah malam saya," pungkasnya.
Sikap Sportif Jack Hermansson Setelah Kekalahan
Sikap Hermansson setelah kekalahan juga mendapat perhatian. Petarung asal Swedia ini menerima kekalahannya dengan lapang dada. Melalui akun Instagram, Hermansson mengakui telah melakukan kesalahan yang menyebabkan dirinya kena KO.
"Tidak perlu dibesar-besarkan. Saya membuat kesalahan. Saya kena KO," tulis Hermansson. Ia juga mengucapkan selamat pada lawannya, Gregory Rodrigues, atas kemenangannya.
Hermansson tak lupa mengucapkan terima kasih kepada tim dan para pendukungnya. "Terima kasih kepada tim dan pendukung saya," tulisnya dalam postingan yang menampilkan sikap sportif dan profesionalisme.
Ia juga berjanji akan kembali bertarung dan bangkit dari kekalahan yang dialaminya. "Saya akan kembali," tambah Hermansson, menegaskan komitmennya untuk terus berjuang.
Kontroversi Kekerasan di Arena UFC: Antara Aturan dan Etika
Kasus Rodrigues versus Hermansson kembali mengangkat perdebatan tentang batas antara aturan bertarung dan aspek etika dalam pertarungan MMA. Dalam dunia UFC, serangan keras dan penerapan teknik yang agresif adalah hal biasa, tetapi ketika seorang petarung sudah tidak berdaya, berlanjutnya serangan sering kali menuai kontroversi.
Rodrigues memandang bahwa dirinya menjalankan tugas dan aturan yang disepakati, sedangkan sebagian penonton melihat aksi tersebut terlalu berlebihan dan tidak sportif.
Perdebatan ini sering muncul di antara penggemar dan pakar MMA, terkait bagaimana menjaga keseimbangan antara pertarungan keras yang memang karakteristik olahraga ini dan menjaga keamanan serta integritas petarung.
Dukungan dan Kritik dari Publik serta Media
Setelah laga tersebut, opini di media sosial terbagi. Ada yang mendukung sikap Rodrigues yang tegas dan menjalankan strategi bertarungnya, namun tidak sedikit pula yang mengkritik tindakan Rodrigues yang dianggap terlalu kasar dan melewati batas.
Kritik-kritik itu biasanya mengarah pada pentingnya menjaga sportivitas dan kesehatan petarung agar pertarungan tetap fair dan aman. Namun, Rodrigues dengan tegas menolak terbebani oleh komentar-komentar tersebut.
Media olahraga juga menyoroti sikap profesional kedua petarung, terutama bagaimana Hermansson menerima kekalahan dengan dewasa dan tetap berjanji untuk bangkit kembali, yang menjadi contoh baik untuk para atlet.
Kejujuran dan Profesionalisme dalam Dunia UFC
Pertarungan antara Gregory Rodrigues dan Jack Hermansson di UFC 317 menunjukkan sisi keras dan brutal dari olahraga Mixed Martial Arts, sekaligus menguji batasan antara aturan dan nilai sportivitas. Rodrigues tampil sebagai pejuang yang tidak kenal kompromi dan menjalankan tugasnya sepenuh hati, sementara Hermansson menunjukkan sikap sportif dengan mengakui kekalahan dan berjanji untuk bangkit.
Perdebatan mengenai "aksi bar-bar" Rodrigues akan terus menjadi bahan diskusi di kalangan penggemar UFC dan dunia MMA secara umum. Namun, yang pasti adalah kedewasaan dan profesionalisme para petarung dalam menerima kemenangan dan kekalahan adalah kunci menjaga martabat olahraga ini.