BTN

BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026

BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026
BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memastikan transformasi Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) akan rampung sebelum awal 2026. Langkah ini menjadi bagian dari strategi BTN memperluas layanan perbankan syariah dan menghadirkan alternatif produk keuangan bagi masyarakat Indonesia.

Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyatakan bahwa pekan lalu anak usaha syariah BTN telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan secara resmi berganti nama menjadi Bank Syariah Nasional. Sebelumnya, bank ini dikenal sebagai Bank Victoria Syariah. “Sehingga BSN akan beroperasi penuh sebelum awal tahun 2026,” ujar Nixon.

Nixon menjelaskan keberadaan BSN diharapkan memperkuat ekosistem perbankan syariah di Indonesia. Bank baru ini sepenuhnya dimiliki negara, sehingga memberikan lebih banyak pilihan layanan keuangan berbasis syariah bagi masyarakat. Dengan model kepemilikan negara, BSN juga diharapkan mampu mendukung perkembangan ekonomi syariah secara lebih luas.

Kinerja UUS BTN Semester I 2025

Kinerja UUS BTN pada semester I 2025 mencatat pencapaian yang signifikan. Aset UUS meningkat 18 persen menjadi Rp 66 triliun per Juni 2025, melampaui pertumbuhan induk perusahaan. Pencapaian ini menjadikan BTN Syariah sebagai bank syariah terbesar kedua di Indonesia. Nixon optimistis aset bank akan bertambah hingga Rp 70 triliun pada akhir tahun.

Pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh peningkatan portofolio pembiayaan sebesar 17 persen menjadi Rp 48 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) syariah juga menunjukkan pertumbuhan luar biasa, naik 91,8 persen menjadi Rp 55 triliun, dengan porsi CASA mencapai 58,9 persen per Juni 2025. Laba bersih tercatat Rp 401 miliar, meningkat 8,3 persen year-on-year (yoy), dengan rasio margin bunga bersih setara (NIM equivalent) 3,7–3,8 persen, sementara kualitas aset tetap terjaga.

Ilustrasi Bank BTN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Kebutuhan Modal dan Struktur BSN

Untuk memastikan BSN memiliki struktur permodalan yang sehat setelah spin-off, BTN telah menyiapkan modal awal sekitar Rp 1,5–Rp 1,6 triliun melalui akuisisi Bank Victoria Syariah sebagai kendaraan transformasi. Dengan proyeksi aset mencapai Rp 70 triliun dan pembiayaan Rp 50 triliun pada akhir 2025, BTN memperkirakan BSN membutuhkan modal inti sekitar Rp 6 triliun untuk menjaga rasio kecukupan modal (CAR) setara dengan bank induknya.

Meskipun transformasi formal belum dilakukan, UUS BTN sudah memiliki rekening antar kantor (RAK) yang berfungsi sebagai modal. Jumlah RAK modal tercatat sekitar Rp 3,8 triliun dan RAK transaksi sebesar Rp 655 miliar, sehingga total modal sekitar Rp 4,4 triliun. Jika ditambahkan modal awal dari akuisisi BVIS sebesar Rp 1,6 triliun, maka total modal yang ada mencapai Rp 5 triliun. Dengan demikian, tambahan modal tunai yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.

Rencana Operasional BSN

BSN dirancang untuk melayani seluruh segmen masyarakat yang membutuhkan produk keuangan syariah. Layanan yang akan ditawarkan mencakup pembiayaan, tabungan, dan berbagai produk investasi berbasis syariah. Keberadaan BSN diharapkan mampu mempercepat inklusi keuangan syariah di berbagai daerah di Indonesia.

Nixon menambahkan bahwa transformasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang BTN untuk memperkuat posisi bank syariah di pasar domestik. “Kami optimistis kehadiran BSN akan memberikan manfaat yang lebih luas bagi nasabah, baik dari sisi layanan maupun produk keuangan yang kompetitif,” ujarnya.

Strategi Pertumbuhan dan Inovasi Produk

Selain memperkuat modal, BTN juga fokus pada inovasi produk dan digitalisasi layanan syariah. BSN akan memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan kemudahan transaksi, layanan pembiayaan online, serta monitoring portofolio secara real-time. Strategi ini diyakini akan mendukung pertumbuhan aset dan pembiayaan syariah secara berkelanjutan.

Peningkatan layanan digital juga diharapkan memperluas jangkauan BSN hingga ke wilayah yang belum memiliki akses perbankan konvensional, termasuk daerah terpencil. Dengan begitu, masyarakat lebih mudah mengakses produk syariah tanpa harus datang ke kantor cabang.

Manfaat BSN bagi Masyarakat dan UMKM

Transformasi UUS menjadi BSN memberikan dampak positif bagi UMKM yang membutuhkan pembiayaan syariah. Layanan BSN akan lebih fleksibel, dengan tenor dan suku bunga kompetitif, sehingga pelaku usaha dapat mengembangkan bisnisnya secara lebih optimal. Selain itu, keberadaan bank syariah milik negara meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan syariah.

Dengan modal yang memadai dan manajemen yang profesional, BSN siap menjadi pemain utama di industri perbankan syariah nasional. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat sektor keuangan syariah dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inklusi keuangan.

Transformasi UUS BTN menjadi Bank Syariah Nasional menandai era baru perbankan syariah di Indonesia. Dengan aset yang terus tumbuh, modal yang solid, serta strategi inovatif, BSN siap beroperasi penuh sebelum awal 2026. Kehadiran bank ini diharapkan dapat memperluas layanan keuangan syariah, mendukung UMKM, dan meningkatkan inklusi keuangan di seluruh negeri. BTN optimistis, BSN akan menjadi pilihan utama masyarakat dalam mengakses produk dan layanan perbankan syariah yang modern dan terpercaya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index